Pages

Ads 468x60px

Rabu, 08 Juni 2011

Mom, I Love You Coz Allah

Heiy, aku melamun. Sejenak aku tersadar. Aku berada di tengah jalan. Segera ku arahkan stang motorku ke kiri jalan. Entahlah, aku tadi kepikiran apa. Anginnya enak sih buat ngelamun, sepoi - sepoi, setelah tadi dari kampus panasnya bukan main.
Oh, ya. Jadi teringat, tiba - tiba saja aku terbayang wajah ibuku. Bayangan beberapa episode kehidupan yang lalu berkelebat dalam pikiranku. Itulah yang menyebabkan aku melamun. Mom, I love you coz Allah.

Tiba di rumah, belum juga mesin motor dimatikan, adhek kecil ponakanku 3 tahun itu memanggil. “ Bulek, biskuatnya masih ndak?” tanyanya sambil menyongsongku turun dari motor. Ah, aku teringat. Biskuat (maaf, tidak di sensor merknya) itu dari pembagian sembako waktu pengajian muallaf di masjid kami. Kebetulan karena aku juga panitia, dan masih ada sisa, jadinya dapat bagian. Emm, kupikir - pikir, masih ndak ya biskuatnya, soalnya terakhir ku taruh di meja dan sepertinya bundaku telah menghabiskannya (emang waktu itu tinggal beberapa biji maksudnya). “Yuk, masuk dulu, kita liat masih ada atau ndak,” ajakku kepada ponakan manisku. Yupz, akhirnya kutemukan sebungkus biskuat yang masih utuh. Ponakanku kegirangan dan minta segera dibukakan. Tiba - tiba ibu keluar dari kamar. Wajahnya sayu dan capek. Aku segera teralihkan perhatiannya dari ponakanku. “Nduk, wes duhur urung?,” tanya beliau padaku. Hah, aku heran sendiri. Pikirku, ini waktu bentar lagi mau ashar kok tanyanya udah duhur belum. Ya jelas udah dari tadi sholatnya. “Lha ini tu meh ashar, Mah. Yomesti wez duhuran ket mau. Pripun?” tanyaku balik ke beliau. “Keroki dilit yo,” pinta ibuku.
Belum beranjak, adzan sudah berkumandang. Ibuku segera mengambil air wudhu, sedang aku sendiri akhirnya ditagih ponakanku untuk membukakan roti tadi dan mengajari cara membuat gelembung dari sabun (mainan anak - anak yang ditiup terus ada gelembung udara yang bisa terbang tu lho).
Ya, subhanallah. Ibuku adalah sosok yang sangat tertib dalam sholatnya. Aku malu. Beliau tak pernah ketinggalan sholat jamaah di masjid waktu magrib, isya dan subuh (terkecuali sedang ada keperluan yang penting dan tidak berada di rumah, dan tidak ngambeg). Sedang aku sendiri terkadang kalau sudah kecapekan, bisa jadi subuhnya terlambat (ketika ibu pulang dari masjid).
Nah, baru beberapa saat kemudian aku menjalankan keinginan ibuku. Sambil meladeni cerita ponakan kecilku, ibu cerita tadi di sawah kakinya tak bisa digerakkan (kalo prediksiku, kakinya kram). Tangannya juga tak bisa ditekuk. Astagfirullah. Ada apa ini?

Cintailah ia sebagaimana mestinya dan bersahaja
Bukankah, ia berikan semua untuk kita
Bukankah, ia rela melakukan apapun untuk hidup kita
Terkadang, terlena dan terlupa
Hingga ketika suatu saat di penghujung tiba
Hanya ada sesal tiada guna
Dan, ku harap…
Aku bisa berbuat “the best” karena Allah, dan ku persembahkan untuknya
IBUNDA TERCINTA

*********
Nduk, wes duhur urung?: Nduk (panggilan orang Jawa untuk anak perempuan), sudah makan belum?
Lha ini tu meh ashar, mah. Yo mesti wez duhuran ket mau. Pripun?: Lha ini sudah hampir ashar, Mah. Pastinya sudah dari tadi sholat dhuhurnya. Gimana?
Keroki dilit yo: Keriki (kerik: salah satu cara mengatasi gejala masuk angin dengan mengoleskan balsem atau minyak angin ke punggung dan kemudian di kerik dengan mata uang logam biasanya) dulu ya.

Tidak ada komentar: