Pages

Ads 468x60px

Jumat, 04 Januari 2013

Resume Robohnya Dakwah di Tangan Dai




Judul Buku      : Robohnya Dakwah di Tangan Dai
Pengarang       : Fathi Yakan
Judul Asli        : Ihdzaru Al-Aids Al-Harakiy
Penerjemah      : Wahid Ahmadi
Jumlah hal       : 141 + cover
Penerbit           : Era Intermedia


Buku dengan judul Robohnya Dakwah di Tangan Dai ini memiliki 4 bab pembahasan. Bab I merupakan intro dari pembahasan buku yaitu tentang fenomena kehancuran gerakan dakwah di wilayah Lebanon. Bab selanjutnya lebih fokus terhadap permasalahan yang terjadi di negeri-negeri Islam saat ini yang porak-poranda. Sementara itu, seperti pada buku-buku lainnya, bab terakhir memberikan beberapa alternatif solusi bagaimana menjaga bangunan dakwah agar tidak roboh dan hancur.
Fenomena kehancuran yang menimpa sebagian besar bangunan dakwah, gerakan, kelompok, dan mazhab di wilayah Lebanon merupakan fenomena kerusakan yang leluasa bergerak dari satu gerakan ke gerakan lain tanpa satu pun darinya dapat mengambil pelajaran. Hal ini disebabkan karena (1) hilangnya imunitas keimana dan tidak tegaknya bangunan di atas pondasi pemikiran dan prinsip yang benar dan kokoh, (2) rekruitmen dengan orientasi kuantitas, (3) organisasi yang “tergadai” pihak luar sehingga orientasi kabur dan arah politik yang bias, (4) tergesa-gesa ingin meraih kemenangan padahal sarana tidak memadai, (5) adanya pusat-pusat kekuatan/aliran dan sayap gerakan di tubuh organisasi, (6) adanya campur tangan dari pihak luar yang notabene mereka dominan mempengaruhi di dunia dan (7) lemahnya kesadaran politik dalam gerakan dakwah sehingga tidak mampu mengimbangi perkembangan zaman.
Bagaimana dengan kondisi di negara-negara Islam? Tak jauh beda. Aktivitas dakwah berjalan dengan menggunakan pola masif (massal dan sosial) yang mengabaikan pembinaan dan kaderisasi. Hal ini menyebabkan organisasi dakwah tidak mampu menciptakan proses pembinaan terhadap unsur SDM maupun perangkat lain sehingga memungkinkan masuknya beragam unsur luar dalam barisan dakwah. Perhatian berlebih terhadap kuantitas atau bilangan sehingga aspek kualitas kurang diperhatikan. Fenomena lain yaitu sosok dai dengan orientasi kemiliteran lebih besar. Hasan Al Banna mengatakan bahwa kekuatan adalah slogan umat Islam dengan segala aturan dan syariatnya. Akan tetapi, harus juga memiliki pemikiran yang dalam dan wawasan yang luas. Tingkatan kekuatan adalah kekuatan akidah dan iman, kekuatan ikatan dan persatuan baru kekuatan tangan dan senjata. Kondisi selanjutnya adalah (1) tidak adanya kesadaran politik sehingga tidak memiliki cakrawala politik dan potensi SDM yang bisa membantu mengungkapkan peristiwa dan menentukan arah politik yang benar dan lurus, (2) senang menempuh jalan pintas, (3) lemahnya aspek pendidikan baik muncul dari konsep pembinaan, lemahnya sang murabbi, rapuhnya strategi pengaturan langkah kerja atau terseretnya dakwah dalam pertikaian yang akan melahirkan problem dalam tubuh gerakan dakwah, (4) budaya ghibah dan namimah dengan suka menggunjing, mengadu domba dan mengintai aib orang lain, (5) lunturnya kepercayaan kepada pemimpin sehingga muncul sentral kekuatan dalam tatanan dalam tubuh gerakan dakwah.
Alternatif solusi dari berbagai fenomena kehancuran agar bisa menyelamatkan gerakan dakwah, antara lain:
1.        Tegaknya bangunan di atas landasan takwa kepada Allah.
2.        Kokohkan ukhuwah karena Allah.
3.        Membangun pondasi saling menasehati dalam kebenaran.
4.        Menegakkan tradisi syuro’.
5.        Menjalin hubungan dengan penuh rasa cinta dan kasing sayang.
6.        Menegakkan landasan sukarela dalam bekerja.
7.        Bersungguh-sungguh dalam menjaga niali-nilai syariat dan dakwah.
8.        Membangun penguasaan dan pemahaman.
9.        Strategi dan organisasi.
10.    Perhatikan kelengkapan dan keseimbangan.
Buku ini memberikan gambaran kondisi umat Islam saat ini yang tercerai berai. Buku ini disajikan dengan runtut mulai dari hal yang melatarbelakangi kemunduran carut marut dunia Islam di Lebanon dan kemudian difokuskan kepada negara-negara Islam di dunia. Buku ini sangat cocok untuk menjadikan motivasi bagi aktivis/ penggerak dakwah yang mulai lelah dan kecewa. Buku ini dapat memberikan semangat untuk tetap memperjuangkan Islam sesuai syariat dengan dilandasi Al-Qur’an dan Sunnah serta menghindari hal-hal yang menimbulkan perselisihan dan memutus ukhuwah Islamiyah. Namun, buku ini mungkin agak terasa “berat” ketika dibaca oleh orang awam karena pembahasan di dalam buku ini cukup membutuhkan telaah dan pemikiran yang mendalam.

Oleh: Rita Hidayati