Pages

Ads 468x60px

Jumat, 21 Desember 2012

Menu: FUTUR


Nah, edisi kali ini pesertanya ada chef G, R1 dan R2 dengan menghadirkan menu “futur”. Hayoo, makanan apa lagi nih?? Stok lama tapi masih fresh, semoga..
Futur? Makanan dari apa tu (pertanyaan dari orang yg lugu :))? Nah, kalo ada yang belum tau, sedikit penggambarannya adalah suatu kondisi dimana keimanan dan ibadah kita sedang berada di titik nadir (ya….penurunan gairah beribadah begitu singkatnya). Sebagai contoh, misal nih kita yang biasanya rajin banget bangun malem, tilawah perhari minimal 1 juz, dhuha tak pernah ketinggalan. E, suatu saat kita males banget buat bangun malem (alih-alih denger bunyi alarm cuma dimatikan dan ganti posisi tidur, lanjut deh..), tilawah 1 lembar aja berat banget seakan udah baca 1 juz atau dhuha satu pekan terlewat. Terus, apa kita tak boleh mengalaminya? Emang kita sesempurna apa? Memang kita pun seperti cakra manggilingan, kadang di bawah terkadang di puncak. Masalahnya, jika kita sedang di bawah, apa yang harus dilakukan? Pasif dan diam sajakah?..Yuk coba kita instrospeksi diri. Kita tengok sejenak HR. Ahmad berikut:
Barangsiapa yang lemah semangatnya kemudian mengikuti sunnahku, maka sesungguhnya ia akn menang dan barangsiapa lemah semangatnya kemudian ia tidak mengikuti sunnahku, maka dia akan celaka.”

Futur adalah penurunan semangat dan gairah dalam beribadah. Hal ini bisa dialami oleh siapa saja. Dalam kadar yang ringan, gejala futur ditandai dengan kemalasan dan kejenuhan dalam melakukan ibadah. Selanjutnya, timbul keengganan untuk berbuat kebaikan. Jika tidak terdeteksi secara dini dan tidak ditanggulangi dengan segera, futur akan menjadi semakin parah. Biasanya akan dibarengi dengan penurunan kualitas iman. Dampak negatif yang tidak bisa dianggap sebagai hal yang biasa. Dalam kondisi ini, seseorang akan berhenti menjalankan ibadah dan berhenti berbuat kebaikan. Na’udhubillah kawan.
Sekarang, coba kita pilah, apa saja sebenarnya penyebab kita bisa futur? Bak penyakit, kalo mau diobati, pasti harus tau penyakitnya apa dan penyebabnya apa. Biar cepat sembuh, hehe. Penyebab futur sendiri ada beberapa hal di antaranya
  1. Kurangnya keikhlasan dalam beribadah. Nah, nyambung dengan surat Al An’am: 162 (pernah ditulis di edisi panci pertama oleh chef I) yang artinya: “sesungguhnya, sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah semata, Tuhan Semesta Alam. Nah, dah jelas kan apapun yang kita lakukan hanya untuk Allah, lillah. Dunia itu ibarat masakan, pastinya butuh ‘bumbu’ yang pas. Kalo dipikir-pikir, ‘bumbu’nya sederhana: lillah. Tapi ya, terkadang pernah hambar atau keasinan kan? Misalnya sholat ada bumbu pengen diliat orang lain kalo kita rajin sholat, astaghfirullah. Nah, ini yang dimaksud bumbu yang berlebihan. Semoga, Allah menjaga kita dari yang seperti itu. Aamiin….
  2. Terpukau dunia dan cinta dunia. Nah, kalo yang ini, hubuddunya (red: cinta dunia) banget. Mungkin bahasa gaulnya hedon kali ya. Kalo bekerja keras untuk penghidupan kita di dunia, ini kudu alias wajib. Tapi jangan sampai melalaikan kewajiban kita dengan Allah Yang Maha Pemberi. 
  3. Melakukan maksiat. Kita sholat, puasa, zakat. Tapi terkadang tanpa sadar, kita masih membicarakan aib orang lain dan tidak jujur. Mengakhirkan waktu sholat padahal punya banyak waktu luang (atau sekedar menyelesaikan pekerjaan dahulu??). Masih ada dzon terhadap saudara-saudara kita. Inilah maksiat kecil, halus dan tidak terasa. 
  4. Mengkonsumsi sesuatu yang haram. Karena postingan ini dibuat sekitar bulan Desember yang lagi marak bakso daging babi berlabel halal (nah lho!), jadi keinget tentang keharusan berhati-hati dalam memilih makanan (apalagi yang suka jajan nih). Pernah suatu kali, sedang rihlah bersama di satu pantai dengan teman-teman. Untuk makan siang kita udah pesan ikan bakar sesuai jumlah peserta. Giliran mau makan, sang pembicara (yang kebetulan juga ustadz, hehe) main ke dapur dan ngecek kuas yang digunakan untuk mengoles bumbu. E ternyata, kuasnya plastik made in c**a terbuat dari bulu babi kawan. Alhasil, ikan bakar siap santap tak jadi dikonsumsi, lebih memilih rugi di dunia daripada memasukkan secuil makanan haram ke tubuh. Jadi, yuk mari kita berhati-hati dalam memasukkan makanan dalam tubuh kita…
  5. Berkawan dengan orang yang menjauhkan kita dari Allah. Padahal ya, kita udah diingatkan nih untuk mencari teman yang baik. Coba cek deh hadist ini: “Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (shalih/shalihah) dan teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya itu atau engkau menibeli darinya atau engkau hanya akan mencium aroma harumnya itu. Sedangkan peniup api tukang besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau yang tidak sedap”. (Riwayat Bukhari, kitab Buyuu’, Fathul Bari 4/323 dan Muslim kitab Albir 4/2026) 
  6. Dan karena seseorang yang membebani diri melebihi kemampuannya dalam segala hal atau biasa dibilang overload gitu. Padahal Rasulullah bersabda: “Lakukanlah amal sesuai dengan kemampuanmu karena sesungguhnya Allah tidak merasa bosan sehingga kamu sendiri merasa bosan. Dari riwayat lain disebutkan: “Sesungguhnya amalan yang paling disukai oleh Allah ialah yang dilakukan secara rutin walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oke, sekarang dah tau kan penyebab futur itu apa aja. Next, harus diobatinya dengan apa? Pastinya dengan obat yang pas pula. Kita review lagi hadist di atas: "Barangsiapa yang lemah semangatnya kemudian mengikuti sunnahku, maka sesungguhnya ia akan menang. Dan barangsiapa lemah semangatnya kemudian ia tidak mengikuti sunnahku, maka dia akan celaka." (HR Ahmad). Nah, ini dia: mengikuti sunnah Rasul bisa dilakukan dengan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah, seperti shalat sunnah tahajut, rawatib, dhuha, witir, dhuha, membaca Al Quran, bersedekah, Istighfar, zikir, shalawat, puasa sunnah dan sebagainya. 
Yang kedua, adalah melakukan amalan secara rutin walaupun sedikit. Rasulullah saw juga pernah ditanya tentang amal yang disukai oleh Allah SWT. Beliau menjawab : “Amal yang paling disukai oleh Allah SWT adalah amal yang dilakukan secara rutin walaupun sedikit.” (HR Bukhari & Muslim). 
Selanjutnya adalah memperbanyak mengingat kematian (dzikrul maut, ada artikelnya di blog ini) karena mengingat kematian akan membuat hati condong pada akhirat hingga berbuah ketaatan. Dan Mengingat kematian juga merupakan satu cara yang sangat efektif untuk dapat menaklukan dan mengendalikan hawa nafsu kita. Rasulullah saw bersabda: “Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (HR. Tirmidzi). 
Senantiaasa berdoa. Panduan kita (Al Qur’an) udah kasih kuncinya: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS Ali Imran: 8). Atau doa yang diajarkan oleh Rasulullah yang biasa kita baca waktu sholat: ”Wahai Dzat yang membolak-balikkan kalbu, tetapkanlah kalbuku atas agama-Mu.” (HR Tirmidzi). Atau ini doa yang biasa buat wirid pagi-sore: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” (HR Abu Dawud). Nah, lengkap kan doanya orang Islam itu. Allah Maha Baik. 
Jurus jitu untuk mengatasi futur yang lain adalah mengunjungi atau berkumpul dengan orang-orang soleh dan memilih teman yang baik, karena kondisi lingkungan dapat menentukan kualitas seseorang. Teman yang baik akan melahirkan lingkungan yang baik, akan tumbuh suasana ta’awun atau tolong-menolong dan saling menasihatkan. Dalam kebaikan. Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, “Seseorang itu akan mengikuti agama teman dekatnya (baca:teman pergaulannya). Oleh karena itu hendaknya kalian perhatikan siapakah yang kalian jadikan sebagai teman dekatnya” (HR Abu Daud, dinilai hasan oleh al Albani). 
Yahh, tak terasa edisi menu kali ini dah nyampai akhir, so....mari kita perbaiki diri untuk senantiasa menjadi pribadi yang lebih baik dan memantaskan diri untuk mendapatkan Jannah-Nya. Aamiin
Ganbarru!

Tidak ada komentar: