“Dan
sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu,
dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar. (AL BAQARAH: ayat 155)
Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana halnya
orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya
pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (AL BAQARAH: ayat 214)
Sahabat, bagaimana kabarnya? Adakah yang sedang
merasa galau bin bimbang? Gelisah binti resah? Hehe, maaf-maaf..penulis juga
sedang galau nih (lah??)
Sebenarnya galau itu apa ya? Sepertinya banyak
banget ya yang bahas ini, yang merasakan, ataupun yang sudah menemukan
solusinya. Kalo di tangan kreatif, sudah jadi buku nih: say no to galau (tau
kan bukunya siapa?hehe). Jika di tangan penulis amatir, hanya menjadi sebatas
posting blog..Tak apa ya, minimal bisa menebar kebaikan. Oke,
kita capcus aja deh, daripada muter-muter ntar tambah galau deh..
Kegalauan disini bermakna: kekhawatiran, keresahan, kepanikan,
kegelisahan, kebingungan. Galau adalah buah atas ketidakpastian pendirian dan
sikap, perasaan seseorang sedang gundah atau gelisah, membuatnya menjadi lemah,
hilang semangat diri, tidak ada gairah menjalani kehidupan, dan ada yang
menyebutnya futur.
Tahukah
kita kenapa hal itu bisa terjadi pada diri kita. Kenapa kita yang tadinya punya
hamasah, energik and spirit tiba-tiba dilanda oleh kefuturan atau bahasa anak
muda sekarang “galau”. Why?
Nah,
oleh sebab itu perlu bagi kita untuk mengetahui apa aja yang bisa membuat kita
jadi galau bin futur. Aliasnya kita harus mengetahui asbabul galau. Mudah-mudahan
dengan mengetahui asbab dari galau tersebut kita bisa meng-ilaj dengan
segera sehingga bisa kembali melakukan aktivitas dengan semangat. Yuk, kita
simak yang bisa bikin kita galau!
Pertama: Berlebihan dalam
dien. Contohnya
nih, ketika kita berazzam untuk bisa shalat tahajjud tiap malam. Okelah minggu
pertama misi kita berjalan dengan baik, selanjutnya kita malah K’O di tengah
jalan. Nah, sebaiknya kita tidak terlalu memaksakan diri. Tapi cobalah secara
bertahap, dua kali seminggu. Kalau yang sudah ini berjalan dengan mantab. Inshaa
Allah ke depannya bisa ditingkatkan.
Rasul
Saw bersabda: Sesungguhnya Din itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulitnya
kecuali akan dikalahkan (HR. Muslim)
Karena
itu, amal yang disukai oleh Allah adalah amal yang sedikit tapi kontinyu.
Setuju…Tapiii, tidak menutup juga lho kita mengoptimalkan untuk mendekati
sempurna, sesuai kemampuan kita tentunya. Bukan dengan dalih yang sedikit tapi
kontinyu lebih OK dijadikan alibi untuk tidak menambah kuantitas, mengimbangi
kualitas ibadah kita.
Kedua: Berlebihan dalam
yang mubah. Dalam kaidah ushul fiqih kita tahu bahwa
hukum dari segala sesuatu adalah mubah. Tapi keseringan dalam hal mubah bisa
bikin kita jadi futur loh. For example Facebook-an
melulu sehingga melalaikan kewajiban. Atau dunianya hanya bola saja. Setiap
hari yang ia ikuti hanya bola. Pagi main bola, siang entar main pe-es
bola, malamnya nonton bola. Ya semua waktunya habis dengan si bola. Bukan
berarti mengharamkan main bola. Tapi sesuai dengan kadarnya. Islam sangat
menganjurkan umatnya untuk riyadhah sehingga menjaga kesehatan. Contoh lain
adalah workaholic, gila kerja kali ya. Pagi-malam kerja melulu, tanpa ingat
siapa yang memberikan nikmat perkerjaan dan segala macamnya. Bahasa gaulnya:
hubbundunya, cinta dunia.
Ketiga: Memisahkan diri
dari jama’ah. Nah loh, jama’ah apaan nih? Yuk kita
tengok, Rasulullah memerintahkan untuk kita berjamaah: “Alaykum bil jama’ah”. Dulu ada khilafah islamiyah tempat
menyatukan kaum muslimin. Sekarang karena khilafah Islamiyah nggak ada maka
kita dianjurkan untuk bergabung dalam jama’ah minal muslimin. Apapun jama’ah
dan harakahnya yang penting tujuannya sama yaitu untuk li i’la kalimatillah. Sebab dengan berjama’ah kita akan lebih
terjaga dari godaan syetan. Sementara tanpa jama’ah seseorang bisa terperangkap
kepada kebosanan yang terjadi akibat kerutinan. Karena itu Imam Ali berkata:
Sekeruh-keruh hidup berjama’ah itu lebih baik dari bergemingnya hidup sendiri.
Keempat: Sedikit mengingat
akhirat. Yahh, karena kita sudah terlalu banyak
dilalaikan dengan hal yang mubah maka sangat jarang kita mengingat akhirat.
Dengan mengingat akhirat kita menjadi terpacu untuk beramal, sebaliknya orang
yang lupa dengan kehidupan akhirat akan mudah loyo dan galau. Ini ada
hubungannya juga dengan cinta dunia yang melebihi cinta akhirat.
Kelima: Melalaikan amalan
siang dan malam. Melaksanakan ibadah secara tekun akan
membuat seseorang selalu ada dalam perlindungan Allah. Karena setiap ibadah
yang kita lakukan adalah ibarat bahan bakar yang selalu memacu kita untuk
selalu bersemangat. Dengan kata lain orang yang sering melalaikan ibadah akan
mudah terjerumus ke dalam kefuturan.
Keenam: Tidak
mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan. Ini dia yang sering membuat kita “jatuh”.
Sudah menjadi sunnatullah bahwa kehidupan ini akan penuh dengan tantangan. Maka
kita harus punya persiapan dan mental yang kuat dalam menghadapi segalanya.
Ketujuh: Bersahabat dengan
orang-orang lemah. Bi’ah
sangat mempengaruhi sekali dalam hidup kita. Berteman dengan orang-orang lemah
semangatnya terkadang juga membuat kita menjadi lemah. Seharusnya kitalah yang
menjadi cahaya spirit bagi kawan-kawan kita yang lemah. Bukan berarti kita
menjauhi mereka. Makanya Rasulullah Saw bersabda: “Seseorang atas diri
sahabatnya, maka lihatlah dengan siapa ia berteman.” Nggak heran, kalo orang
bejat yah temannya sama-sama bejatlah, kalo orang saleh, temannya juga pada saleh
in
Nah,
kalau dirunut, sepertinya akar dari galau adalah karena manusia telah jauh dari Allah SWT dan bahkan kita
mungkin telah melupakan Allah disetiap langkah kehidupan kita. Makanya
wajar bila kita tersesat, bingung terhadap diri kita sendiri, tidak tahu hendak
melangkah kemana, ragu-ragu dengan setiap tindakan kita karena kita telah
melupakan sandaran terkuat kita dalam menjalani kehidupan ini, yakni nya Allah
Yang Maha Kuat tempat bersandar segala makhluk.
Dan janganlah kamu seperti
orang-orang yg lupa kepada Allah,
sehingga Allah menjadikan mereka lupa
akan diri sendiri. Mereka itulah orang yg fasik” (Alhasyr: 19)
MasyaAllah…
begitu sombongkah diri ini sehingga melupakan Sang Khaliq? Sekejap pun tidak
pantas kita melupakan-Nya, wajar seandainya rasa bingung terhadap diri sendiri
melanda, ya bisa jadi disebabkan karena kita lupa dalam mengingat-Nya.
Astaghrifullah, bertapa diri ini belum menjadi orang yang selalu dekat
dengan-Mu, Ya Rabb.
Sahabat, semua penyakit galau dan
turunannya itu berurat-berakar dalam hati kita. Hati itu fitrahnya bersih. Akan
tetapi, jika tidak dijaga, tidak dikuras, maka akan timbul noda-noda dan kotor.
Begitulah, hati adalah muara dan asal dari segala kegalauan, kebingungan,
kesediahan, was-was, keresahan, kecemasan. Penyakit galau dan sejenisnya itu
ibarat tumor yang yang menggerogoti hati kita. Yang awalnya kecil, kalau tak
segera diobati ia akan segera membesar dan menjadi galau stadium akut yang
kronis.
Wahh,
ternyata gawat juga ya kalo tidak segera diatasi. Sebelum kronis dan masuk
gawat darurat, yuk mari simak pula obat kegalauan hati ini. Berikut resep yang
dapat dipilih, inshaa Allah mujarab.
1.
Mari perteguh dan
memperbaharui kadar iman. Karena Iman dapat
berkurang dengan kemaksiatan dan bertambah karena ketaatan. Keimanan akan
menghapuskan segala keresahan, melenyapkan kegundahan, menghilangkan rasa
cemas, was-was. Dan merupakan benteng pertahanan diri yang paling kokoh.
2.
Dengan menuntut
ilmu. Galau merupakan masalah, maka menemukan
solusinya pun dengan ilmu, tidak serampangan. Bukankah jika satu penyakit
dengan obat yang ngawur bisa jadi malah membawa petaka? Inilah bentuk
ikhtiar/usaha untuk mengatasi masalah kegalauan yang bersemayam dalam diri.
3.
Memperbanyak
ingat kepada Allah (dzikrullah). Ketahuilah bahwa dengan
mengingat Allah hati akan menjadi tenang, jiwa akan menjadi tentram, dosa akan
diabaikan, Allah akan menjadi ridha, dan tekanan hidup akan terasa ringan. “(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram.”[QS] – ArRa’d 28. Wujud dari dzikrullah bisa macam-macam: berdzikir, sholat, banyak
berinteraksi dengan Al Qur’an, dan sebagainya.
4.
Memperbanyak
istighfar kepada Allah. Sebab dengan istighfar akan membasuh
segala sayatan dosa yang menimbulkan kegelisahan dihati, akan ada jalan
keluar dari kesulitan yang melanda. Membersihkan hati dari segala rasa
bersalah, cemas dan gelisah. Yang dengannya Allah akan mendatangkan kedamaian
ke dalam hati.
5.
Shalat
6.
Berinteraksilah
dengan Al-Qu’an. Hiduplah bersama Al-Qur’an, baik dengan
cara menghafal, membaca,mendengarkan ataupun merenungkannya. Sebab, ini
merupakan obat yang paling mujarab untuk mengusir kesedihan dan kedukaan.
Jadikan Qur’an bagian dari bahan bacaan wajib kita.Sediakan waktu khusus bagi
kita untuk membaca Al-Qur’an, isilah waktu-waktu senggang kita dengan baca
Al-qu’an, bahkan manfaatkanlah waktu-waktu padat kita dengan membaca atau
mendengarkan Qur’an. Seperti saat menunggu antrian, dalam perjalan
menuju dan pulang dari tempat kerja, sambil nyetir mobil dengarkanlah
Al-qur’an, selepas shalat lima waktu biasakanlah membaca selambar Al-qur’an.
Intinya setiap kesempatan yang memungkinkan kita untuk membaca dan
mendengarkannya maka manfaatkanlah. Jika hatimu telah sibuk dengan Al-Qur’an
maka tak ada celah bagi hatimu untuk galau dan sedih.
7.
Memperbanyak doa
kepada Sang Khaliq, sebab doa memiliki rahasia yang sangat
ajaib untuk melepaskan seseorang dari kesulitan.Sarana yang mudah dan bisa
dilakukan setiap hamba yang ditimpa kesedihan,dan kesulitan untuk mengadukan
permasalahannya kepada Tuhannya.
8.
Isilah waktu
kosong dengan berbuat aktivitas yang bermanfaat.
Kegalauan akan lebih banyak melanda orang-orang yang banyak menganggur,
tidak mempunyai aktivitas hidup yang berarti, maka pikirannya akan mudah
menerawang dan melayang tak tentu arah. Maka bangkitlah sekarang juga, lakukan
amalan-amalan berfaedah kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, seperti
shalat, baca buku, bertasbih, mengkaji, menulis, bercanda, memasak,
jalan-jalan, bersepeda santai, berkebun, atau membuat ketrampilan.
9.
Selalu
berpandangan positif dan menjauhi pikiran-pikiran negatif. Nah,
khusnudzonnya dijaga ya, termasuk khusnudzon ke Allah.
10. Keluarlah ke tempat yang lapang, berekreasi
ketempat-tempat yang indah, lihatlah kebun-kebun yang menawan penuh
bunga, keluarlah dari rumah dan jangan mengurung diri dalam kamar, dakilah
gunung-gunung, jamahlah tanah di lembah-lembah, reguklah air sungai yang
jernih, Mari tengok segala kebesaran ciptaan Allah, menjelajahi pelosok negeri
dan berjalan dibumi Allah yang luas ini, menyaksikan rimbun dan hijaunya
hutan, kunjungi kebun binatang, mendengarkan kicauan burung, mendengar dan
menyaksikan deburan ombak, birunya lautan,dan sibaklah ciptaan dan kreasi sang
Pencipta. Yuk mari, boleh lah sekali-kali rihlah..
11. Tata kembali tatanan hidup kita yang kacau,
perbaharuilah sikap dan semangat hidup kita. Perlu adanya sikap istqomah dalam kesibukan
aktivitas yang positif dan selalu menjaga di jalur yang baik dan benar. Jangan
salah belok ya..
12. Membaca kisah, sejarah dan biografi orang-orang
hebat, orang-orang pernah diuji, hal ini akan memotivasi dan menguatkan
semangat kita dalam menjalani kehidupan. Dan mengambil pelajaran
berharga dari mereka, bagaimana mereka bangkit dari keterpurukan, melawan
segala rintangan dan sikap meraka tentang hidup dan kehidupan.
13. Obat terbaik dari setiap penyakit adalah yakni
mencegah sebelum terjadinya penyakit, begitu juga dengan obat terbaik
dari segala galau, sedih dan gelisah adalah memutus mata rantai
penyebab-penyabab yang membuat kita galau. Kita harus segera
menyelesaikan permasalahan atau penyebab galau itu sendiri, harus diingat
bahwa menyimpan masalah dan tidak segera menyelesaikannya bagai menyimpan
bom waktu yang sewaktu-waktu pasti akan meledak.
14. Jangan
lupa pula, syukuri apa yang telah Allah berikan. Dan Allah akan memberi balasan
dan menambah nikmat-Nya kepada orang-orang yang bersyukur. Qur’an: Surat Ali
Imran: 144.
Hiduplah dengan batasan hari ini,
hari ini lah milik kita. Ketika waktu pagi tiba jangan menunggu sampai sore.Dan
ketika sore, jangan tunggu sampai pagi. Kerahkanlah semangat yang ada untuk
menjadi lebih baik hari ini.
Biarkan masa depan itu hingga ia datang sendiri,
dan jangan terlalu berkepentingan dengan hari esok. Karena jika kita telah
melakukan yang terbaik hari ini maka hari esok juga baik dan tak ada yang perlu
dirisaukan.
Wah, mantapks deh
obatnya, hehe. Smoga lekas sembuh ya galaunya. Semangat, ganbatte!
Inshaa Allah, pertolongan Allah itu dekat
Inshaa Allah, ada kemudahan setelah kesulitan..
Sumber:
kompasiana
dan
beberapa sumber lain (maaf karena merangkum jadi tidak tahu sumbernya mana
saja)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar