Fajar menyingsing
dan hanya terucap syukur
Alhamdulillah..
Terima kasih Ya Rabb,
Engkau masih berikan kesempatan
untuk menapaki kehidupan fana ini…
Ya Rahiim
tunjukkanlah kami jalan lurus..
jalan yang Engkau anugrahkan kepada
Nabi-nabi-Mu dahulu
jalan yang semoga menuntun
kami kepada Jannah-Mu
kecuali karena pertolongan dan belas
kasih-Mu
cukuplah Engkau
menjadi pelindung dan penolong kami
***
Bahwa kematian itu adalah yang paling
dekat dengan kita, memang benar adanya. Tiada yang mengetahui sedikitpun
rahasia Illahi ini. Pun ketika firasat ada, ia terbaca setelah sang ruh
meninggalkan jasadnya.
Seorang bayi yang baru saja menghirup
udara dunia, bisa jadi Allah takdirkan garis dunia hanya setitik saja.
Selebihnya, ruh kembali kepada sang Pencipta. Bisa jadi, kanak-kanak yang
menyejukkan dan menggembirakan orang tuanya, tiba-tiba harus pergi takkan
kembali. Atau remaja dan pemuda, yang penuh dengan semangat dan idealisme telah
menutup buku amal dunianya. Meski belum merasakan nikmat bekerja, menggenapkan
setengah dien, ataupun amal lainnya.
Maut menjemput tanpa kata, tanpa
pandang siapa dia. Kita tengok sehari kemarin, seorang ustadz di tanah air yang
masih tergolong muda pun telah berpulang kepada Sang Khalik. Siapa sangka
beliau yang begitu alim, akrab dengan pemuda, dan pendakwah itu pergi begitu
cepat. Sedih memang, tapi Dia Allah lebih mencintainya. Semoga beliau diberikan
tempat terbaik di sisiMu, Ya Rabb. Semoga apa yang telah diwariskan di dunia,
menjadi amalan tak terhingga. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan
ketabahan. Sungguh, tiada yang mengetahui tentang rahasia maut: kapan, dimana
dan bagaimana terjadinya. (Aa’ Gym).
Sebagian pula Allah gariskan usia
sampai lanjut, dengan pembuka ladang amal bagi sang anak-anak untuk merawatnya.
Begitulah, Dialah Sang Maha Pencipta. Yang memiliki hak prerogratif akan apa
yang terjadi terhadap yang Dia ciptakan, termasuk rahasia maut yang pasti
menyapa setiap insan bernyawa. Dengan perantara Izrail sang malaikat, ketentuan
maut seseorang yakin berlaku. Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk
(mencabut nyawa) mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu
akan dikembalikan. (Q.S As Sadjah: 11).
Nasihat yang diam adalah
kematian.
Sedang nasihat yang
berbicara adalah Al Qur’an.
* kata seseorang.
Ya, begitulah, pribadi pun
tersadar tentang hidup di dunia yang sekedar ‘mampir ngombe’. Terasa belum
berbekal apa-apa untuk kehidupan sebenarnya. Ternyata kematian yang
dirahasiakan bermaksud membuat manusia untuk mawas diri. Rahasia waktu agar
kita merasa maut sangat dekat sekali dengan kita. Entah sepersekian detik lagi,
beberapa menit lagi , sebulan, beberapa tahun, atau entah berapa lama lagi.
Tidak pernah tahu, dan ini memang bukan tebak-tebakan.
Rahasia tempat, dimana
akan terjadi kematian kita? Di kamar, di kantor, di masjid, atau di perjalanan.
Rahasia bagaimana terjadinya, entah hanya keinginan tiduran dan akhirnya tidak
bangun lagi, tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri hingga menemui hembusan nafas
terakhir, sakit, kecelakaan, dan sebagainya.
"Allah
merahasiakan (ketiganya itu) agar kita selalu siap setiap saat. Jangan menunda amal
ibadah, jangan menunda taubat, jangan main dengan maksiat, jangan menyia-siakan
waktu kebersamaan -- kapanpun, di manapun -- yang penting khusnul khotimah (akhir
hidup yang diridhoi Allah SWT)," kata Aa’ Gym.
Dan marilah pribadi
masing-masing
mengisi lembaran buku
harian dunia dengan catatan kebaikan
amal-amal yang menuntun ke
syurga
semoga
kapanpun, dimanapun, bagaimanapun
Allah ridhai
untuk menjemput gerbang kehidupan
abadi
dengan kunci khusnul khatimah
syahid dalam Dien suci-Nya
--dari diri yang dhaif berlumur dosa
ampuni diri ini Ya Rabb…


Tidak ada komentar:
Posting Komentar