What????
Muka saya menegang
sebentar membaca digital tersebut. Kok bisa ya? Sebelumnya saya agak rutin cek
tensi darah di dokter/puskesmas, masih normal. Kali ini melonjak, walaupun
katanya masih di ambang batas.
Alih-alih berpikir, alat
yang digunakan untuk mengukur ternyata jenisnya beda. Yang ini pakai digital,
yang biasa di dokter/puskesmas masih pakai raksa. Menurut beberapa sumber,
tensimeter digital dengan yang raksa lebih akurat yang menggunakan air raksa
(alias masih manual). Meski sedikit repot karena biasanya kita harus
menyingsingkan baju/kaos kita, apalagi bagi perempuan muslimah. Agak risih
ketika sang pengukur adalah laki-laki, hhe. (Atau sang pengukur adalah wanita
tetapi di sekitar kita ada khalayak ramai. Seperti di puskesmas tempat saya,
pengukuran tensi dilakukan di ruang tunggu). Nah, kalau tipe digital bisa kurang
akurat yang dipengaruhi banyak faktor misalnya kondisi baterai, lama pemakaian,
dst.
Sedikit lega, tetapi
gamang pula. Apakah benar tensi saya segitu? Pasalnya, tensi sekian sudah
mendekati kata hiper-, atau mungkin sudah masuk dalam kategori tersebut. Akhirnya
saya cari-cari artikel tentang gejala hipertensi.
Salah satu yang
mempengaruhi adalah emosi. Emosi terdapat dua macam yaitu positif dan negatif.
Nah, yang perlu diwaspadai adalah yang negatif. Emosi negatif, seperti marah,
akan mengganggu kinerja sistem
limbik otak kita yakni suatu sistem yang setiap harinya bertugas
menjaga ketenangan jiwa, agar tidak jatuh pada kegelisahan, kecemasan, rasa was-was
dan yang lainnya. Demikian juga, emosi negatif dapat mengganggu kinerja bagian
kulit otak kita.
Terhadap emosi negatif,
kita meresponnya dalam tiga hal:
1. Cara pertama adalah ditekan.
Kebanyakan orang menekan emosi negatifnya. Kita berpura-pura
tidak ada sesuatu yang terjadi dalam
diri kita, padahal di dalam lubuk hatinya masih terdapat perasaan “ada apa-apa”.
Ketika kita mengabaikan atau menekan emosi negatif kita, maka emosi negatif
tersebut akan semakin meningkat, hingga akhirnya kita akan dibuat untuk
memperhatikan emosi yang selama anda tekan.
Emosi negatif akan mengakibatkan berbagai penyakit fisik dan
emosi dalam diri kita, seperti merasa cemas atau gelisah dalam situasi
tertentu, merasa tidak percaya diri atau boleh jadi mengakibatkan berpenyakit
psikosomatik (mudah sakit kepala, pusing, dan lain-lain).
2. Cara kedua adalah
dilampiaskan.
Cara mengatasi dengan melampiaskan emosi negatif pada orang lain
juga sering dilakukan oleh kebanyakan orang. Cara ini dapat menimbulkan bahaya
bagi yang kena pelampiasan. Biasanya yang terkena pelampiasan itu adalah
orang-orang terdekat yang disayangi, suaminya atau istrinya, anaknya dan
saudaranya.
3. Cara ketiga adalah dilepaskan.
Ini adalah cara mengatasi emosi negatif yang dari dalam diri
kita adalah cara yang terbaik. Kita akan terbebas dari emosi ini dan hidup kita
akan semakin baik. Kemampuan melepaskan emosi negatif ini juga akan sangat bermanfaat
buat diri kita dan keluarga kita. Kita bisa mengajarkan keahlian untuk melepas
emosi kepada anak-anak kita sehingga anak kitapun akan terampil mengelola emosi
ini.
Nah, dari ketiga tipe
tersebut, bisa dibilang saya cenderung ke kategori pertama. Astaghfirullah.
(mikir, ohh, apakah sakit kepala yang sering datang akhir-akhir ini adalah efek
dari emosi tertahan?) Memang setelah beberapa waktu yang lalu dinasehati oleh
seseorang bahwa jika kita semakin ingin memendam rasa, maka justru semakin kuat
rasa tersebut, entah positif maupun negatif. So, lebih baik dilepas saja, toh,
bukannya kita tidak hidup bersama masa lalu?
Terjebak rasa, entah
motif yang selama ini mengiringi langkah pasti, perlahan surut. Ditambah
beberapa pikiran yang tak kunjung selesai. Aha, ternyata lingkungan kita sangat
mempengaruhi, yang melow akhirnya ikutan slow, kalau lagi membara maka jadilah
gelora.
dan hati ini berbisik
syahdu
Bergeraklah kawan,
dan maju ke depan
walau tertatih, tertahan
tatap di ujung
pengharapan
ada sinar pendar menyapa
Bersegeralah kawan,
dan merangkaklah ke
depan
masa lalu ibarat menatap
spion kendaraan
sesekali ditengok tak
jadi apa
asal tidak keterusan
ingatlah wahai teman,
engkau sedang meniti
tangga kehidupan
engkau sedang berjalan
di hamparan
yang tak bebas hambatan
ada turunan, tanjakan, jurang,
kelokan
ada kering, panas,
dahaga, sejuk, bahkan hujan
kadang pula lurus dan
mapan
Beranjaklah segera
kawan,
satu mili detik
sedikitpun jangan terlewatkan
hanya untuk sebuah
kekecewaan
hanya untuk masa yang
telah tertinggalkan
hanya untuk duka dan
bayang tertahankan
hanya untuk derita dan
keluhan
Biarlah sepoi
menggantikan
Ijinkan kehangatan
mendekat
Bolehkan mimpi itu
kembali
dan engkau segera
lepaskan
rasa, rupa, ilusi yang
pekat
hingga mampu kepakkan
sayap lagi
Dan dendang inipun mengalun,
membawa dalam dekapan mimpi yang kan ku rengkuh kembali.
Aku ingin secerah
mentari, yang menyinari di taman hatiku
Aku ingin seriang
kicauan burung, yang terdengar di jendela kehidupan
Aku ingin segala-galanya
damai, penuh mesra membuah ceria
Aku ingin menghapus duka
dan lara, melerai rindu di dalam dada
Oke, mulai menata diri lagi lah.
jangan lupa juga, ruhiy nya diperbaiki, yukkk
salah satunya dengan merutinkan untuk bangun dini hari, terus... munajat dengan-Nya


Tidak ada komentar:
Posting Komentar