Pages

Ads 468x60px

Rabu, 16 Januari 2013

Korupsi bukan ya??


Bismillah

Kasus korupsi masih tak henti menjadi headline dan berita andalan di media elektronik kita. Terkadang geram, karena kerugian negara tak setimpal dengan hukuman yang para pencuri ‘nikmati’. Penjara dan denda yang tak seberapa sepertinya tak membuat efek jera. Ya, sekedar legal formal hukum kita saja. Miris.
Seringnya, kita menghujat dan mencaci mereka yang menjadi tokoh di layar kaca kita. Oalah, itu to, cantik-cantik maling ya. Atau begini, Ihh, masih muda tapi sudah jadi penjahat kelas kakap ya. Tapi, mungkin kita juga tak menyadari bahwa terkadang dunia kita juga ‘nyerempet’ kasus di atas.

Mari kita tengok dunia kampus. Dunia yang melahirkan politikus, ilmuwan, negarawan, wirausahawan dan kawan-kawannya. Darah muda, idealisme dan semangat memenuhi lahan tersebut. Ini bukan dalam rangka membuat jelek citra kampus atau dunia pendidikan tinggi. Akan tetapi mungkin ada beberapa sistem yang seharusnya dibenahi.
Saatnya ujian tiba, perpus yang biasa lengang mendadak penuh. Tiba-tiba saja di emper kelas, berjajar serius pada kutu buku mendalami diktatnya. Atau banyak juga yang sedang mengopi catatan teman baik hard maupun softfile. Nah, kalau yang ini mah tak apa-apa. Lantas ketika ujian, sepertinya mahasiswa terlihat tekun mengerjakan. Tapi ternyata, posisi memang menentukan prestasi. Pantas saja, tak ada teman-teman yang memilih duduk di depan kecuali yang bermental jujur mujur ato ajur (jujur beruntung atau berani terperosok). Pengalaman penulis, hanya orang-orang yang telatlah yang duduk di depan (kecuali penulis, saya tidak suka duduk di belakang karena berisik sekali dan itu sangat mengganggu konsentrasi karangan indah saya, hehe).
Suatu kali, satu teman di samping saya bertanya jawaban nomer sekian. Mungkin dia belum tahu prinsip saya, jadi wajar dia tanya. Benar-benar saya cuekin dan dia kapok duduk di samping saya. Maaf ya teman, untuk satu ini tidak ada kompromi. Teman yang lain yang tahu gimana keukeuh saya, tak bakal berani manggil saya kecuali mau pinjam alat tulis (di kelas saya terkenal sebagai toko ATK berjalan, hehe). Eh lain kali, ada juga yang berani nyontek di depan dosen. Hemm, dosennya liat dan beliau hanya diam saja. Saya heran, ini dosennya memang tidak sadar atau kura-kura dalam perahu? Pura-pura tidak tahu. Hanya Allah Yang Maha Tahu. Apapun alasannya, mencontek adalah perbuatan dosa, kan tidak jujur. Tak ada sepersekian detik pun yang luput dari pantauan CCTV-Nya. Nah, mungkin berawal dari kebiasaan mencontek, bisa jadi lahir pencuri kelas kakap yang saya sebutkan di atas.
Lain ceritanya bagi mahasiswa-mahasiswa yang tak hanya ‘kupu-kupu’ alias kuliah pulang-kuliah pulang. Menjadi mahasiswa adalah belajar banyak hal, tidak sebatas kuliah mendengarkan terbatasi oleh tembok ruang kelas. Belajar lewat organisasi, belajar melalui buku, dengan orang, pengalaman atau eksperimen. Dan berkaitan dengan organisasi misalnya, pasti tak luput dari dana juga.
Suatu saat, pernah membaca artikel tentang bagaimana ‘pelatihan korupsi’ terjadi dalam jenjang mahasiswa. Sekarang ini, kegiatan akademis sangat dielu-elukan. Pemerintah pun tak ayal mendukung program-program kemahasiswaaan dengan dana fresh money. Giliran pengumpulan laporan, kita diharuskan melaporkan dana dengan sisa nol rupiah. Kalaupun pada realitanya bersisa, ya gimanapun caranya harus di-nol-kan. Mereka para birokrat tahu akal-akalan ini, tapi ya dibiarkan. Sudah kadung begitu adatnya. Terkadang bingung, katanya mengedepankan pendidikan karakter, tapi ini realitanya mendukung karakter yang buruk. Repot dan ribet. Wallahu a’lam.
Alhamdulillah, saya masih diberikan kesempatan mendapatkan teman-teman yang baik. Suatu saat, kami mendapat dana yang cukup besar untuk kegiatan masyarakat. Begitu laporan selesai, dana masih dan sebenarnya memang kami masih mau melanjutkan program untuk masyarakat tersebut sampai outputnya optimal. Disisi lain, lembaga yang menaungi kami juga sedang membutuhkan dana operasional kedepannya. Dilema.
“Tiba-tiba saya sangat takut, takut kepada Allah karena dahulu akad penggunaan dana tersebut adalah untuk masyarakat. Apakah pantas dana tersebut ada bagian yang digunakan untuk kepentingan kelompok?”
So, ya dilanjutkan dulu programnya sampai selesai, walaupun sudah laporan, begitulah nasehat seseorang kepada saya. Saya pun berpikir, Alhamdulillah Allah masih menjaga saya dari hal-hal yang menyimpang.
Beberapa hal di atas adalah nyata kerena dialami oleh saya sendiri. Saya mohon ampun kepada-Mu Ya Rabbi, jika ada harta yang kumiliki ternyata tidak halal. Saya mungkin tidak tahu. Ampuni hamba dan jagalah diri ini dari harta yang tidak halal dan toyyib. Dan mari kita bersihkan harta kita dengan sedekah dan zakat.
# Kencleng DPU-DT siap menanti jariyah kita, hehe….

Tidak ada komentar: